RAKYATKU.COM, MAKASSAR – Mantan Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Nurdin Halid, turut mengomentari rangkap jabatan Ketum PSSI saat ini, Edy Rahmayadi.
Menurutnya, mengurus institusi sepakbola bernama PSSI, tidak bisa dengan hanya menjadikannya sebagai pekerjaan sampingan. Butuh waktu dan kesempatan yang banyak, untuk menangani badan induk sepakbola nasional tersebut.
“Mengurus sepakbola sekarang tidak bisa sampingan. Harus punya minimal 60 sampai 70 persen waktu dan kesempatan untuk mengurusnya. Ini kalau sudah seorang gubernur itu sudah sulit. Ketua itu adalah leader,” ungkapnya saat ditemui di Hotel Four Points by Sheraton, Jalan Andi Djemma Makassar, Senin (8/10/2018).
NH tahu betul agenda padat dan rutinitas PSSI, saat menjabat sebagai ketua umum pada periode 2003-2011 silam. Dalam seminggu misalnya, seorang ketua umum harus memimpin rapat Exco minimal sekali.
“Minimal dalam seminggu itu dia harus rapat Exco untuk mengevaluasi. Tapi kalau seorang gubernur itu kan super sibuk. Jadi menurut saya tidak efektif lagi (rangkap jabatan),” jelasnya.
Oleh karena itu, Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel tersebut menyarankan kepada Edy Rahmayadi, untuk memilih salah satunya. Mempertahankan jabatannya sebagai Gubernur Sumatera Utara, dan melepas jabatan sebagai Ketua Umum PSSI, atau sebaliknya.
Lagipula, menurut mantan calon Gubernur Sulsel tersebut, di lingkaran militer yang merupakan basis Edy Rahmayadi, masih banyak tokoh mumpuni yang bisa mengambil alih jabatan tersebut. Jenderal TNI Moeldoko, misalnya.
“Saya pikir Pak Edy harus memilih. Konsentrasilah di Sumatera Utara. Sehingga nanti beliau akan berhasil menjadi gubernur. PSSI serahkan kepada orang lain yang punya banyak waktu. Banyak jenderal-jenderal yang punya waktu dan kesempatan. Ada Pak Moeldoko misalnya, dia bisa itu,” tutupnya.
Alamat: Wisma NH
Jalan Raya Pasar Minggu No. 2 B-C
Pancoran, Jakarta Selatan
✉️ info@thenurdinhalidinstitute.com