Di hadapan kita, jejak sepakbola selama ini memperlihatkan suatu hal penting dan bernilai: sepakbola modern lahir dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sepakbola modern sangat diminati oleh umat manusia. Sepakbola memiliki pesona, bukan hanya karena sifat dan karakternya yang egaliter.
Seiring dengan pesatnya perkembangan sepakbola dunia dan semakin tingginya harapan masyarakat terhadap prestasi tinggi sepakbola nasional, menjadi tantangan besar bagi PSSI untuk mengangkat prestasi dan citra positif sepakbola nasional ke strata terhormat di kancah sepakbola internasional. Sepakbola nasional akan dapat menciptakan karakter anak bangsa yang cinta persatuan dan kesatuan; karakter anak bangsa yang taat hukum dan etika; karakter anak bangsa yang menjunjung tinggi sportivitas dan profesionalisme.
Di penghujung tahun 2003, tatkala mencalonkan diri menjadi ketua umum PSSI, saya mencanangkan sebuah visi pembangunan sepakbola Indonesia, yaitu: meningkatkan kualitas sepakbola nasional dengan manajemen modern yang berorientasi pada bisnis dan profesionalisme menuju industri sepakbola dan pentas dunia. Dan visi tersebut telah ditetapkan menjadi Visi PSSI 2020 dalam Kongres Luar Biasa PSSI pada bulan Juni 2004.
Kurang lebih lima tahun lalu, genderang perjuangan pembangunan sepakbola Indonesia telah saya tabu. Dan PSSI tidak akan menari di atas tabuhan gendang orang lain; Tetapi PSSI akan menari dengan lincah di atas tabuhan gendang anggotanya dan insan sepakbola nasional.
Sepakbola modern adalah symbol, kebanggaan, dan identitas masyarakat dan daerahnya. Sepakbola mempertemukan orang-orang mulai dari yang memakai sandal sampai orang-orang yang memakai jas; mempertemukan pedagang kaki lima, mahasiswa, akademisi, investor, trader, broker, banker, aktivis, para professional, tokoh masyarakat, legislator, menteri, pemimpin negara dan pemerintahan di pusat hingga daerah…dalam sebuah stadion. Sepakbola merajut interaksi, rekreasi, kebanggaan, identitas daerah dan bangsa.
Sepakbola modern dapat mempromosikan daerah dan bangsa, menggerakkan ekonomi rakyat, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menggairahkan investasi.
Sepakbola modern menggerakkan perekonomian dunia, harga saham, transaksi, arus manusia, informasi, modal, jasa, sponsorship, hak siar TV, merchandise kllub, bisnis klub. Seperti halnya minyak, emas, dan dolar AS adalah barometer pergerakan ekonomi dunia.
Sepakbola modern adalah olahraga dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat di negara Indonesia. Oleh karena itu, sepakbola menciptakan fanatisme daerah dan fanatisme nasional; klub-klub di daerah menggerakkan masyarakat ke stadion, bergabung dengan fans klub, berbaur, menyatu tanpa mempedulikan asal-usul, status sosial budaya, ras, dan agama.
Sepakbola modern memperkuat nilai-nilai perdamaian, ketertiban, keadilan, persamaan, dan persaudaraan; itulah Bhineka tunggal Ika, kebanggaan Bangsa dan Negara Indonesia.
Saudara-saudari se-bangsa dan se –tanah air…
Ide PSSI mencalonkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 bukan ide liar dan bukan sebuah dagelan; bukan pula sebuah mimpi di siang bolong. Tapi, sebuah ide yang terencana dan terukur sebagai perwujudan Visi PSSI 2020.
Kita adalah bangsa besar, Bangsa bola … harus berani melahirkan ide-ide besar dan karya-karya besar. Untuk itu, saya mengajak seluruh anak bangsa dan pemerintah untuk menghilangkan perbedaan yang tidak konstruktif dengan menyatukan pikiran, tenaga dan upaya serta doa untuk mewujudkan Ide besar ini di persada bumi Nusantara…Indonesia tercinta.
Dengan ucapan Bismillah Hirohman Nirohim….
Dengan sepengetahuan Bapak Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, saya menyatakan: Indonesia mencalonkan diri menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022. For the Games. For the world. For Our Planet Safety.
Jakarta, 09 Februari 2009
Drs. H. A. M. Nurdin Halid
Ketua Umum PSSI 2007-2011
Alamat: Wisma NH
Jalan Raya Pasar Minggu No. 2 B-C
Pancoran, Jakarta Selatan
✉️ info@thenurdinhalidinstitute.com