JAKARTA, dekopin.co – Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Dr. Drs. H.A.M Nurdin Halid menyebut Koperasi Jasa Coop TLM Indonesia dan Induk Koperasi Wanita Pengusaha (Inkowapi) sebagai role model pemberdayaan UMKM Wanita di Indonesia. Role model diperlukan untuk mendukung misi besar Presiden Joko Widodo dalam KTT G20 Tahun 2022 tentang pemberdayaan UMKM dan ekonomi perempuan.
Hal itu disampaikan Nurdin Halid dalam sambutannya pada acara Pembukaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang digelar secara virtual pekan lalu, Kamis (6/12/2021). Turut memberikan sambutan dalam acara tersebut Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Rully Nuryanto, dan Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) M. Arsjad Rasjid P.M.
“Kita butuh role-model. Visi dan Misi besar Presiden Jokowi memberdayakan UMKM yang mayoritas diperankan oleh perempuan akan efektif jika mereka diwadahi dalam koperasi. Kita, orang gerakan Koperasi, meyakini, puluhan juta UMKM yang tersebar di berbagai pelosok negeri ini hanya bisa terkonsolidasi dan terorganisir aktivitas ekonomi mereka jika berhimpun dalam wadah Koperasi,” kata Nurdin Halid.
Nurdin Halid mengatakan, Indonesia memiliki banyak koperasi yang bisa menjadi role model pengembangan UMKM, termasuk pemberdayaan UMKM perempuan. Salah satunya Nurdin menyebut Coop TLM Indonesia yang fokus pada pemberdayaan ekonomi perempuan yang memiliki usaha ultra-mikro, mikro, dan kecil. Koperasi jasa primer nasional yang berkantor pusat di Kupang, Nusa Tenggara Timur itu, kini memiliki anggota sekitar 274.000 orang, yang tersebar di 41 kantor cabang di 5 propinsi.
“Program unggulan Coop TLM Indonesia ialah ‘SeSaMa’ yaitu singkatan dari ‘PerSekutuan uSaha berSama. Program ‘SeSaMa’ adalah Program Pinjaman Kelompok Perempuan beranggotakan 10-30 orang pelaku usaha ultra-mikro dan mikro dengan besaran pinjaman mulai dari Rp 2 juta sampai Rp 11,5 juta. Dari 139.406 peminjam saat ini, peminjam perempuan berjumlah 139.350 atau sekitar 99,9%,” papar Nurdin Halid.
Nurdin Halid bercerita bahwa akhir Oktober lalu, Dekopin telah berkunjung dan berdiskusi dengan Pengurus dan Manajemen Pengelola Coop TLM di Kupang. Mereka menyatakan menjadi role-model pemberdayaan peranan perempuan dalam wadah koperasi.
“Mereka juga siap berpartisipasi dalam side-event KTT G-20 yang dirancang Dekopin untuk diajukan kepada Pemerintah,” kata Nurdin Halid.
Nurdin menjelaskan, apa yang dilakukan Coop TLM Indonesia adalah contoh nyata bagaimana koperasi mampu mengorganisir dan mengkonsolidasi ‘usaha’ ibu-ibu berskala ultra-mikro dan mikro. Di bawah bimbingan 600 pegawai Coop TLM, ibu-ibu sederhana ini berkumpul sekali seminggu selama 15-45 menit.
“Dalam pertemuan mingguan singkat itu, dilakukan kegiatan mencicil pinjaman, menerima setoran tabungan, bertukar informasi tentang usaha dan solusi masalah, serta pelatihan. Sungguh ini kerja sederhana yang menuntut usaha keras, disiplin, konsisten dengan dampak yang luar biasa,” ujar Nurdin.
Nurdin berharap, Inkowapi terus mengembangkan konsep dan strategi agar bisa menjadi salah satu model pengembangan koperasi yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi perempuan berskala mikro dan kecil. Dengan struktur Inkowapi yang memiliki Puskowapi di 34 propinsi, Nurdin Halid meyakini Inkowapi akan memberikan dampak luas pada UMKM di Tanah Air.
“Saya tentu menaruh harapan pada Ibu Sharmila sebagai wakil Ketua Umum Dekopin agar gerakan Inkowapi ini benar-benar memberikan impact nyata di lapangan. Sebab, sesuai namanya, ‘Koperasi Pengusaha Wanita Indonesia’, Kowapi-Puskowapi-Inkowapi adalah ‘Barisan Srikandi’ berjiwa entrepreneur,” kata Nurdin Halid.
Konsepsi dan sistem kerja Coop TLM Indonesia yang sukses memberdayakan 200-an ribu usaha rakyat berskala ultra-mikro dan mikro di 41 titik atau cabang mengingatkan kita akan kedahsayatan filosofi, nilai, konsep, sistem kerja Bank Grameen yang didirikan dan dipelopori tahun 1974 oleh Penerima Nobel Ekonomi dari India: Muhammad Yunus, Doktor Ekonomi dari Bangladesh.
Ada satu kesamaan antara Coop TLM dan Bank Grameen: yaitu memberdayakan usaha produktif perempuan miskin atau kurang mampu tanpa jaminan. Bedanya: Bank Grameen adalah Organisasi kredit mikro yang memberikan pinjaman kecil. Sedangkan TLM Coop adalah badan usaha koperasi yang menerapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi universal.
Koperasi lain yang diilhami nilai, prinsip, dan konsep Bank Grameen adalah Koperasi Kasih Indonesia yang fokus memberdayakan ibu-ibu miskin dan rentan miskin dengan pendapatan Rp 15.000 – Rp 20.000,- sehari di daerah Cilincing, Jakarta Utara. Saat ini, anggota aktif berjumlah 10.457 orang yang tersebar di enam cabang dengan total pinjaman Rp 22 miliar.
Impact positif dari kehadiran koperasi ini bagi anggota setelah aktif dua tahun, antara lain: pertama, sekitar 2.500 anggota bisa memperbaiki rumah; kedua, sekitar 2.500 anggota; ketiga, sekitar 2.500 anggota memiliki setidaknya satu asset baru seperti sepeda motor, lemari es, mesin cuci atau TV; keempat, sekitar 500 anggota mampu memiliki rumah.
Pengurus dan Manajemen Pengelola Coop TLM Indonesia berpose di sela-sela Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2020 yang digelar secara online dan offline, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, 17 – 27 Mei 2021.
Pengurus dan Manajemen Pengelola Coop TLM Indonesia berpose di sela-sela Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2020 yang digelar secara online dan offline, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, 17 – 27 Mei 2021.
Misi Jokowi di G20
Pada awal sambutannya, Nurdin Halid memaparkan secara singkat isi pidato Presiden Joko Widodo tentang pemberdayaan UMKM dan ekonomi perempuan dalam side-event KTT G-20 di Roma, Italia, akhir Oktober 2021 lalu. Presiden Jokowi mendapat kehormatan tampil sebagai salah satu pembicara utama bersama kepala pemerintahan Italia, Belanda, dan Jerman.
Presiden Jokowi didaulat membawakan tema yang menarik bagi dunia, terutama negara-negara maju, yaitu tentang “Peran Perempuan dan UMKM”. Presiden mengatakan, peran perempuan dan usaha mikro, kecil, dan menengah bagi kemajuan bangsa merupakan keniscayaan. Memberdayakan UMKM dan perempuan, kata Presiden, adalah kebijakan sentral dalam percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia.
Seperti diketahui, SDGs adalah komitmen global dan nasional untuk menyejahterakan masyarakat yang mencakup ‘17 Tujuan’ antara lain: (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; dan lain-lain.
Mengapa pemberdayaan UMKM dan perempuan sangat sentral di Indonesia? Nurdin mengatakan, argumentasi Presiden sangat jelas: UMKM adalah sendi utama perekonomian Indonesia. Indonesia memiliki lebih dari 65 juta unit UMKM yang berkontribusi terhadap 61 persen perekonomian nasional.
“Di saat yang sama, 64 persen pelaku UMKM Indonesia adalah perempuan, sehingga bagi Indonesia, memberdayakan UMKM berarti juga memberdayakan perempuan. UMKM juga menunjukkan ketangguhan yang cukup tinggi di tengah pandemi,” demikian Nurdin Halid mengutip Presiden Jokowi.
Untuk itu, Presiden menyebut bahwa G20 harus terus mendorong penguatan peran UMKM dan perempuan melalui sejumlah aksi nyata. Presiden Jokowi menyebut, ada tiga aksi nyata yang sudah dan sedang dilakukan Indonesia.
Aksi pertama, meningkatkan inklusi keuangan UMKM dan perempuan. Inklusi keuangan adalah prioritas Indonesia. Indeks keuangan inklusif Indonesia telah mencapai 81 persen. Dan, ditargetkan mencapai 90 persen di tahun 2024.
Untuk mencapai hal itu, pembiayaan yang ramah dan akses pendanaan bagi UMKM di Indonesia akan terus diperkuat. Indonesia mengalokasikan 17,8 Dolar AS miliar kredit usaha rakyat (KUR) dan lebih dari 2,4 juta pengusaha perempuan telah menerima bantuan ini.
Selain itu, Indonesia juga meluncurkan 1,1 miliar dollar AS bagi Program Produktif Usaha Mikro dan 63,5 persen di antaranya diterima pengusaha perempuan. Khusus untuk pengusaha perempuan mikro dan ultra-mikro, Indonesia mengembangkan skema pemodalan khusus ‘Program Mekaar’ (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera). Dalam Bahasa Inggris, Mekar berarti ‘to grow, to blossom’ atau ‘tumbuh untuk mekar’ yang melambangkan semangat bagi bertumbuh-kembangnya peran ekonomi perempuan.
Presiden Jokowi memaparkan bahwa hingga saat ini, lebih dari 10,4 juta nasabah dengan total pembiayan 1,48 miliar dollar AS dan non-performing loan yang sangat rendah, hanya 0,1 persen. Hal tersebut membuktikan kemampuan para pengusaha perempuan yang mumpuni dalam mengelola dana.
Aksi kedua, kata Presiden Jokowi, yakni mendukung transformasi ekonomi UMKM. Menurut Presiden, digitalisasi adalah ‘key enabler’. Loka-pasar atau ‘e-commerce’ menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia di masa pandemi dengan nilai yang mencapai 24,8 miliar dollar AS tahun 2021 ini. Selama pandemi, 8,4 juta UMKM Indonesia telah memasuki ekosistem digital, termasuk bagi 54 persen UMKM perempuan.
Aksi ketiga, Presiden Jokowi memaparkan, keberpihakan G-20 harus nyata bagi digitalisasi UMKM dan perempuan. Dukungan tersebut berupa pembangunan infrastruktur digital dan kerja sama teknologi, perluasan konektivitas digital secara inklusif, serta peningkatkan literasi digital pelaku UMKM.
Presiden mengingatkan, Transformasi UMKM akan semakin kuat apabila didukung berbagai kebijakan strategis tersebut. Kami di Indonesia, kata Presiden, terus melakukan berbagai upaya mendukung UMKM seperti kemitraan BUMN dengan UMKM, kemudahan izin usaha, dukungan inkubasi bisnis, penguatan koperasi dan lainnya.
“Di sini, Presiden menyebut pentingnya penguatan koperasi,” ujar Nurdin Halid.
Presiden Jokowi kemudian menyebut buah dari berbagai langkah strategis tersebut terlihat pada fakta ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen pada triwulan II tahun ini. Selain itu, angka kemiskinan dan pengangguran mulai menurun dan nilai ekspor tumbuh 37,7 persen. Tugas 20 anggota G-20, kata Presiden Jokowi, ialah memastikan pemulihan ini dilakukan secara bersama dan berkelanjutan.
Pentingnya Role Model
Presiden Jokowi mendapat aplaus dari para pemimpin negara G-20 usai menerima tongkat Presidensi G-20 secara simbolis dari Perdana Menteri Italia Mario Draghi pada penutupan KTT G20 Roma, Italia, Minggu (31/10/2021). (Foto: BPMI Setpres).
Nurdin Halid menegaskan, Dekopin sebagai organisasi gerakan koperasi Indonesia dan mitra kerja Pemerintah, harus merespons secara tepat dan proporsional misi dan program Pemerintah yang disampaikan Presiden Jokowi di forum KTT G20. Konkritnya, Dekopin harus meyakinkan Pemerintah bahwa koperasi adalah sub-sistem yang tepat untuk memberdayakan UMKM dan perempuan maupun transformasi ekonomi digital UMKM.
“Itu pentingnya role-model agar Pemerintah yakin dengan sistem koperasi. Visi dan misi besar Presiden Jokowi memberdayakan UMKM yang mayoritas diperankan oleh perempuan akan efektif jika mereka diwadahi dalam koperasi. Kita ‘gerakan Koperasi’ meyakini, puluhan juta UMKM yang tersebar di berbagai pelosok negeri ini hanya bisa terkonsolidasi dan terorganisir aktivitas ekonomi mereka jika berhimpun dalam wadah koperasi,” ujar Nurdin.
Seperti banyak koperasi di dunia, koperasi-koperasi NKRI, kata Nurdin Halid, memiliki banyak model dalam memberdayakan masyarakat ekonomi lemah yang disebut UMKM itu. Organisasi ekonomi rakyat bernama koperasi – entah koperasi simpan-pinjam, koperasi kredit, BMT, koperasi produsen, koperasi jasa, koperasi konsumen – telah banyak membantu ekonomi masyarakat berskala ultra-mikro, mikro, dan menengah.
“Diakui atau tidak, 126.000 koperasi berbadan hukum di Indonesia, dalam banyak kelemahan yang ada, telah banyak berbuat untuk mengentaskan kemiskinan dan memperkecil kesenjangan sosial ekonomi di Indonesia. Coop TLM Indonesia dan Inkowapi-Puskowapi-Kowapi adalah dua model yang nyata-nyata menaikkan peran ekonomi perempuan,” jelas Nurdin.
Aspirasi Dekopin yang ingin ‘bersuara’ di forum KTT G-20 tahun 2022 bertujuan mengingatkan Pemerintah untuk memakai koperasi sebagai sistem dan instrumen yang cocok dan tepat untuk mewujutkan Negara Kesejahteraan sesuai amanat Ideologi Pancasila dan Konstitusi UUD 1945 sekaligus mendukung perwujutan misi besar PBB yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) serta pencegahan pemanasan global dan mitigasi dampak perubahan iklim global.
“Dekopin ingin menjejaki langkah Organisasi Koperasi Dunia (International Cooperative Alliance) yang ‘bersuara’ di event-event besar dunia seperti KTT G-20, KTT Perubahan Iklim, dan SDGs. Suara ICA didengar karena menaungi 3 juta koperasi yang tersebar di 198 negara dengan jumlah anggota sekitar 1,2 miliar orang (dari 7 miliar penduduk dunia),” demikian Nurdin.
Karena itu, lanjut Nurdin, Dekopin yang menaungi 126 ribu koperasi NKRI dengan anggota sekitar 27 ribu orang pantas ‘bersuara’ ketika Indonesia menjabat Presidensi G-20 Tahun 2022. Kekuatan besar ekonomi rakyat bawah harus didengar karena kebijakan yang diambil dalam KTT G-20 akhir 2022 nanti akan mempengaruhi perekonomian global dan berdampak pada tercapai tidaknya target-target dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Perwakilan gerakan koperasi ambil bagian dalam KTT C20 pada 5 Oktober. International Cooperative Alliance (ICA) bersama Italian Cooperative Alliance menyelenggarakan side event bertajuk “The Cooperative Model as a Expression of Civil Society for a Inclusive and Sustainable Recovery”.
KTT C20 adalah pertemuan virtual ribuan pemimpin masyarakat sipil dan pembuat perubahan dalam proses G20, dengan pertemuan yang dipromosikan oleh organisasi masyarakat sipil dari seluruh dunia untuk merefleksikan tantangan internasional, komitmen mereka, dan tugas G20 sehubungan dengan Hak Asasi Manusia.
Selama sepuluh bulan terakhir, C20 telah mengembangkan rekomendasi bagi G20 untuk membangun masa depan yang berkelanjutan untuk semua. ICA dan Aliansi Koperasi Italia telah bersama-sama berpartisipasi dalam Kelompok Kerja C20, berkontribusi pada Paket Final Kebijakan C20. Hasilnya, koperasi telah disebutkan lima kali dalam rekomendasi kebijakan C20 kepada G20.
“Penyebutan koperasi sebanyak lima kali adalah bukti pengakuan terhadap kontribusi koperasi bagi pertumbuhan sosial ekonomi, dan upaya nyata gerakan koperasi global menuju implementasi Agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan,” ujar Nurdin.
Kolaborasi dan Digitalisasi
Nurdin Halid mengatakan, tema RAT Inkowapi ‘Digitalisasi menuju koperasi modern’ sangat relevan dengan agenda Presiden Jokowi tentang transformasi ekonomi digital bagi UMKM. Sebab, Inkowapi mewadahi para wirausaha perempuan dengan skala mikro dan kecil. Dalam konteks nasional maupun global, narasi digitalisasi menjadi salah satu tema penting dalam Presidensi G-20 yang dijabat Indonesia mulai 1 Desember 2021 hingga 1 Desember 2022.
Untuk pengembangan ke depan, Nurdin berharap Inkowapi membuka ruang kerjasama yang luas dengan elemen lain dalam Organisasi Gerakan Koperasi Dekopin, baik di pusat maupun daerah. Misalnya, Puskowapi dengan Dekopinwil dan atau Dekopinda. Tujuannya untuk percepatan pengembangan Kowapi ke seluruh Tanah Air.
Di sisi lain, digitalisasi Inkowapi-Puskowapi-dan Kowapi-Kowapi adalah kebutuhan mendesak di era digital. Sesuai tema RAT kali ini, digitalisasi koperasi sangat dibutuhkan untuk ‘mengikat dalam sistem digital’ segenap komponen dalam struktur Inkowapi dari pusat hingga daerah.
“Seperti telah saya sampaikan dalam banyak kesempatan, Dekopin bekerjasama dengan DIGIKOP sebagai mitra, telah memiliki empat aplikasi yang bisa membantu koperasi-koperasi di Indonesia, termasuk Kowapi-Puskowapi-Inkowapi. Aplikasi-aplikasi itu dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan perkoperasian Indonesia,” kata Nurdin.
Lebih Ianjut menjelaskan, keempat aplikasi yang disiapkan DIGIKOP untuk koperasi. Pertama, Digikopin: yaitu aplikasi yang membantu koperasi untuk beroperasi secara digital, mulai simpan pinjam sampai urusan transfer dan pembayaran. Kedua, Warkop: yaitu sarana e-commerce khusus untuk anggota koperasi dan juga masyarakat luas yang mau membeli barang dagangan koperasi.
Ketiga, Jasapay: aplikasi untuk pembelian pulsa; pembayaran tagihan listrik, PAM, iuran BPJS; pemesanan tiket, dan 600-an jenis produk lain. Keempat, Pro-Digikop yang akan menjual produk digital dan meterai elektronik yang semakin dibutuhkan di era digital.
“Jasapay dan Prodigikop merupakan peluang bisnis baru bagi koperasi-koperasi di Indonesia. Dalam hal ini, koperasi mengkapitalisasi potensi anggotanya menjadi penghasilan tambahan bagi koperasi. Pendapatan tambahan ini akan kembali ke anggota melalui mekanisme SHU,” jelas Nurdin Halid.
“Anggota koperasi juga mendapat keuntungan berupa harga diskon. Harga diskon bisa dipakai oleh anggota untuk menjadi agen bagi pembeli masyarakat umum bukan anggota. Sebagai agen, anggota koperasi mendapat profit dari selisih jual-beli,” tambah Nurdin Halid.
Selain keempat produk di atas, DIGIKOP juga telah menyediakan Jaringan Bersama bagi koperasi-koperasi di Indonesia untuk bisa mengakses data penting anggota maupun calon anggota koperasi yang tersimpan di Direktrat Jenderal Dukcapil. Data NIK yang tersimpan di Dirjen Dukcapil tentu sangat diperlukan untuk verifikasi dan validasi anggota maupun calon anggota koperasi.
“Dalam era digital yang digerakkan oleh Revolusi Industri 4.0, kolaborasi adalah sebuah tuntutan. Bukan zamannya lagi ‘semua dikerjakan sendiri’. Lihat saja dunia perbankan atau unicorn sekelas Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dan lain-lain; semuanya menggalang kemitraan bisnis,” pungkas Nurdin Halid.
Nurdin pun berharap, tema Presidensi G-20 Indonesia: ‘Recover Together, Recover Stronger’ atau ‘Pulih Bersama, Bangkit Perkasa’ mengilhami dan memotivasi Gerakan Koperasi Indonesia. Sebab, tema itu sesungguhnya adalah ‘jatidiri’ KITA, yaitu Koperasi NKRI.
“Kita harus BANGKIT BERSAMA agar kita menjadi LEBIH KUAT. Kata Filsuf Descartes, PERUBAHAN itu dimulai dari BERPKIR. Tapi, kata Napoleon Bonaparte: PERUBAHAN itu dimulai dari BERTINDAK! Kita melakukan kedua-duanya: BERPIKIR BESAR sekaligus BERKARYA BESAR. Kita harus meyakini bahwa KITA BISA secara BERSAMA. Sebab, KITA, ‘Koperasi Indonesia’ memang BESAR,” pungkas Nurdin Halid.
******
Alamat: Wisma NH
Jalan Raya Pasar Minggu No. 2 B-C
Pancoran, Jakarta Selatan
✉️ info@thenurdinhalidinstitute.com