Merdeka.com – Calon Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Halid (NH), melanjutkan safari politiknya di Kota Makassar, Rabu (14/3). Usai blusukan di Jalan Barukang Utara, pasangan Aziz Qahhar Mudzakkar itu melakukan kampanye tatap muka dan dialogis bersama ratusan warga di Kelurahan Bontolebang, Kecamatan Mamajang.
Di tempat itu, Nurdin tidak hanya memaparkan gagasan dan program kerja dalam mewujudkan Sulsel Baru. Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia itu juga menampung keluhan dan aspirasi masyarakat.
Salah seorang warga, Muhammad Saleh Said, menyatakan dukungan penuhnya kepada NH-Aziz. Bukan hanya karena tertarik dengan program kandidat yang pro-rakyat. Lebih dari itu, Saleh mengikrarkan dukungan karena percaya pasangan nomor urut satu dapat membebaskan Sulsel dari belenggu praktik politik dinasti.
Saleh mengungkapkan sudah terlalu lama Sulsel dikuasai oleh keluarga atau klan tertentu. Tidak sedikit masyarakat diklaimnya telah jengah dan bosan. Toh, Sulsel tidak boleh hanya dikuasai oleh kelompok tertentu. Itu membuat iklim demokrasi menjadi tidak sehat.
“Ya jujur saja, saya dukung NH-Aziz supaya tidak lagi dinasti politik. Jangan klan itu-itu saja. Banyak kok sosok pemimpin hebat dari Sulsel,” ujar dia.
Saleh meyakini NH-Aziz jauh dari praktik politik dinasti. Toh, pasangan ini dikenal sebagai tokoh nasional yang dikenal sangat profesional. Meski memiliki kerabat yang juga terjun di dunia politik, mereka tidak dominan.
“NH-Aziz ingin menjadikan Sulsel sebagai rumah bagi seluruh golongan. Itu gagasan cemerlang dan anti praktik politik dinasti. Tidak seperti klan yang itu, yang sudah sangat menggurita,” ujarnya.
Komitmen NH-Aziz memerangi dinasti politik, Saleh mengimbuhkan bukan hanya dituangkan dalam kontrak politik. Tagline ‘sama-samaki’ disebutnya merupakan penegasan bahwa pasangan nasionalis-religius tidak ingin menguasai Sulsel. Duet tokoh nasional itu berdiri sejajar dengan masyarakat dalam membangun kampung dan menata kota. Berbeda dengan kandidat lain, terkesan ingin berkuasa dan menguasai.
Harapan masyarakat yang tidak ingin Sulsel dikuasai oleh dinasti politik bukan hanya dari Saleh. Sebelumnya, Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu PKB Maros, Johansyah Haruna, menyampaikan hal serupa.
“Nurdin Halid jauh dari itu (praktik politik dinasti). Nurdin Halid adalah seseorang yang mandiri, beliau adalah politikus dan organisatoris murni. Bersama Nurdin Halid dan Aziz Qahhar tidak akan ada dinasti politik.”
Di mata Johansyah, NH-Aziz merupakan opsi terbaik dari empat kandidat yang bertarung pada Pilgub Sulsel 2018. Bersama pasangan tegas, merakyat dan religius tersebut, Sulsel Baru yang lebih sejahtera dan berkeadilan diyakini dapat terwujud. Termasuk cita-cita menjadikan Sulsel sebagai rumah bagi seluruh kalangan, seperti yang selalu diutarakan NH-Aziz.
Nurdin sendiri menegaskan komitmennya menjadikan Sulsel sebagai rumah bagi seluruh masyarakat. Tidak boleh ada sekat, apalagi diskriminasi. Sulsel juga tidak boleh hanya dikuasai oleh kalangan tertentu yang dekat dengan penguasa dan pengusaha. Bersama Aziz, mantan Ketua PSSI itu berjanji meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata.
Guna menjamin hadirnya pemerintahan yang bersih dan efektif, Nurdin menyebut pihaknya sengaja membuat kontrak politik. Itu menjadi semacam pakta integritas dalam merealisasikan sederet program pro-rakyat. Bila ia gagal mewujudkan janjinya itu, ia dan Aziz mengaku siap mundur sebagai konsekuensinya. [hrs]
Kamis, 15 Maret 2018 09:45 Reporter : Kurniawan
Sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/warga-makassar-bosan-dengan-praktik-politik-dinasti-di-sulsel.html
Alamat: Wisma NH
Jalan Raya Pasar Minggu No. 2 B-C
Pancoran, Jakarta Selatan
✉️ info@thenurdinhalidinstitute.com